HIKMAH
KORBAN DI BALIK
BERBAGAI
BENCANA
الخطبة
الأولى :
الله اكبر 9× لا اله
الا الله والله اكبر, الله اكبر ولله
الحمد
الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر, نحمده
سبحانه وتعالى على قدرته وبرحمته وجعل الخليل
ابراهيم إماما للناس ولسائر
البشر, أشهد أن لاإله الا الله وحده
لاشريك له الملك الجبّار, وأشهد أنّ
محمّدا عبده ورسوله المبعوث للناس لينقذهم من كيد الشيطان الرجيم
وينجيهم من عذاب النار, اللهم صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمٌد المختار, وعلى آله
وأصحابه الأخيار. أما بعد, فيا أيها الناس
! أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز
المتقون كما وصٌاكم به الله تعالى فىكتابه الكريم: ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله
حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون
(آل عمران: 102)
PENGANTAR
Ma`asyiral
Muslimin wal Muslimat Jama`ah Shalat `Idil Adhha, Rahimakum Allh !
Mari kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah swt, bahwa
pada hari ini kita sekalian dapat melaksanakan shalat `Idul Adhhâ dan di antara saudara kita sebentar lagi ada berkorban menyembelih binatang ternak
kambing atau sapi. Keduanya dilaksanakan sebagai bukti syukur kita kepada Allah
swt yang telah memberikan banyak keni`matan. Firman Allah swt dalam QS. Al-Kautsar/ 102: 1-2 :
إِنَّا أَعْطَيْناَكَ
الْكَوْثَرَ , فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ.
“Sesungguhnya Kami
telah memberikan kepadamu kebaikan yang banyak. Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah”.
Shalat `Idul Adhha
dilaksanakan sebagai manifestasi
syukur ni`mat iman dan Islam,
sedangkan berkorban, secara khusus sebagai manifestasi syukur atas limpahan
ni`mat harta kekayaan. الله
اكبر ولله الحمد
Pada hari ini umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang
melaksanakan shalat `Idul Adhhâ dan berkorban. Sedangkan umat Islam yang berjumlah jutaan
manusia di kota Mekkah al-Mukarramah sedang melaksanakan
ibadah haji. Sementara saudara-saudara
kita yang ada di Mentawai Sumatera
Barat, saudara kita di sekitar Wasior Papua
saudara kita di sekitar lereng gunung Merapi Jawa Tengah dan
lain-lain masih trauma dengan
peristiwa mushibah, letusan gunung, banjir bandang dan tsunami ganas yang baru saja menyapu bersih penduduk
tersebut baik harta benda, harta
kekayaan, rumah, binatang ternak dan jiwa raga mereka. Bagi saudara kita yang
dilanda musibah barangkali hari ini masih menjadi Hari Korban Raya, bukan Hari Raya Korban.
Saudara ! Bencana di tiga wilayah tersebut merupakan ujian bagi iman umat manusia
terutama yang beriman kepada Allah swt, posisinya sama dengan perintah
berkorban yakni sama-sama merupakan
ujian dari Allah. Hanya bedanya secara lahir perintah berkorban ujian
bagi harta benda yang kita cintai. Sedangkan ujian gempa bumi, banjir, tsunami
dan meletusnya gunung merupakan ujian
nyawa, jiwa raga, keluarga dan harta benda. Secara historis perintah berkorban
juga menyangkut nyawa manusia yaitu pemotongan Isma’il yang harus dilaksanakan
oleh bapaknya sendiri yaitu Ibrahim as.
Allah sebut dalam al-Qur’an sebagai
ujian yang besar pula QS. al-Shaffat/106 : 37:
إِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ
الْمُبِيْنُ
“Sesungguhnya
(berkorban) ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”
Lantas mana yang
paling besar di antara beberapa ujian
tersebut di atas. Secara umum pasti setiap orang akan mengatakan gelombang
tsunami, banjir, gempa dan meletusnya
gunung adalah ujian yang paling agung di antara sekian ujian dan musibah,
karena ia merenggut ratusan umat manusia secara masal bahkan rumah-rumah
penduduk dan seluruh harta kekayaan.
Tetapi secara khusus ujian Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya yang bernama
Isma’il adalah lebih besar dan dahsyat.
Pada umumnya manusia pada saat senang dan bergembira
merasa berkuasa sendiri dan menguasai segalanya bahkan merasa mampu menaklukkan
langit dan bumi dengan saint dan teknologinya. Seolah-olah bumi langit ini
miliknya sendiri, tanah miliknya sendiri, gunung miliknya sendiri, laut juga
miliknya sendiri, harta benda milik sendiri, tidak pernah merasa bahwa segala
yang ada di tangannya itu milik Allah
harus kembali kepada Allah. Ketika terjadi bencana gempa bumi, gunung Merapi meletus, banjir
bandang melanda Wasior, gelombang tsunami melanda Mentawai dan lain-lain,
manusia baru mengakui manusia tidak
punya apa-apa dan tidak ada kemampuan
apa-apa. Siapa yang sanggup menghentikan jika ujian dari Allah datang dengan
tiba-tiba?
Sebagian
orang mengatakan bencana yang
terjadi di berbagai wilayah negara kita
ini bencana alam murni, hukum kausalitas (sebab akibat) hukum alam (nature
of low). Sebagian umat lagi ada yang berkepercayaan dewa gunung marah, dewa
laut marah dan lain-lain dan sebagain lagi ada yang berpandangan akibat ulah
manusia. Jika dikatakan hukum kausalitas memang ada benarnya tetapi pencipta sebab dan hukum yang ada pada
sebab sesungguhnya adalah Allah swt.
Jika dikatakan dewa marah, kepercayaan musyrik dalam Islam dan jika disebabkan
ulah manusia pasti benar, karena ulah manusia yang merusak alam dan yang
merubah-rubah sebab.
Bencana dan ujian sekecil apapun yang terjadi penggeraknya
adalah Allah, tidak mungkin bumi bergerak
tanpa ada yang menggerakkan (QS.al-Zilzalah/99 : 1) dan tak mungkin laut
bergerak sendiri tanpa digerakkan (QS.al-Infithar/ 82 : 3). Allah yang menciptakan alam dan Allahlah yang
memeliharanya. Bencana yang terjadi adalah kekuasaan Allah yang mempunyai
banyak hikmah baik diketahui oleh manusia maupun yang tidak diketahuinya.
HIKMAH UJIAN BERKORBAN
Ma`asyiral Muslimin wal Muslimat Jama`ah Shalat `Idil
Adhha, Rahimakum Allh !
Berkorban
adalah bagian dari ujian, banyak hikmahnya di antaranya yang dapat diketahui
adalah sebagai berikut :
1.
Meluruskan akidah Islamiyah
Pada masa Nabi Ibrahim, masyarakat masih mempercayai benda-banda mati
seperti mempercayai pohon rindang
mempunyai ruh, benda-banda mati seperti sungai, kali, laut, gunung mempunyai
kesaktian dan sebagainya. Kepercayaan inilah yang disebut dengan paham
dinamisme dan animisme. Benda-benda yang percayai memiliki kesaktian dan
mengandung ruh itu harus disembah
dengan membuang sesajin atau
mengorbankan jiwa manusia. Kalau tidak disembah, akan menimbulkan bencana dan marabahaya yang dahsyat. Ini
kepercayaan manusia pada waktu itu.
Persoalan itu terjawab melalui korban yang diperankan oleh Nabi Ibrahim
yang semula diperintahkan memotong anak kandung sendiri yang bernama Isma`il
as. Kemudian karena ketulusan mereka berdua dalam melaksanakan perintah
Tuhan, leher Ismail diganti dengan
leher domba yang didatangkan dari surga. Ibrahim selamat dan Ismail-pun juga
selamat dari bencana ujian yang besar ini.
Peristiwa pengorbanan yang dilakukan
oleh Nabi Ibrahim terhadap sang putra sekaligus menjawab satu persoalan tragedi
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentang boleh atau tidaknya
mengorbankan jiwa manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan ? Peristiwa
tersebut memberikan isyarat bahwa
pengorbanan jiwa manusia dengan dalih apapun tidak diperkenankan. Kurban
sesungguhnya yang diperintahkan adalah binatnag ternak atau sebagian harta
benda sebagai sedekah, infak dan zakat.
Syari`at itu berlaku bagi semua agama, khususnya agama Islam bahwa haram mengalirkan setetes
darah manusia, tanpa ada alasan yang memperbolehkannya. Allahu Akbar !
Tradisi kepercayaan dinamisme dan animisme dengan pengorbanan
jiwa raga manusia di sebagian daerah atau di sebagian negara masih berlaku
dalam beberapa kurun waktu dengan tujuan agar selamat dari bencana dan
marabahaya. Seperti di Mesir kuno dulu ada
kepercayaan Sungai Nil Mesir menjadi kering dan menimbulkan bencana jika
setiap tahunnya tidak dikorbankan
seorang wanita yang tercantik di negeri itu. Sampai pada masa Islam
masuk ke Mesir pada awal masa Umar bin
al-Khathab masih ada kepercayaan seperti tersebut. Lantas Khalifah Umar bin
al-Khathab kirim surat
kepada Sunagi Nil yang berbunyi :
مِنْ عَبْدِ اللهِ عُمَرَ
بْنِ الْخَطَّابِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِلىَ نَيْلِ مِصْرَ :
أَمَّا
بَعْدُ : فَإِنْ كُنْتَ تَجْرِيْ مِنْ قِبَلَكَ فَلاَ تَجْرِ، وَإِنْ كَانَ
الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ يَجْرِيْكَ فَنَسْأَلُ اللهَ الْوَاحِدَ الْقَهَّارَ أَنْ
يَجْرِيَكَ
Surat dari hamba Allah
Umar bin al-Khthab Amir al-Mukminin kepada Sunagi Nil di Mesir. Adapun setelah
itu : « Jika kamu mengalir dari dirimu sendiri, maka janganlah kamu
mengalir. Dan jika Tuhan yang Maha Esa
dan Maha Perkasa yang mengalirkan engkau, kami mohon kepada Allah yang Maha Esa dan Maha Perkasa itu agar
mengalirkan engkau.
Sejak itu sampai sekarang Sungai Nil
membuat subur dan makmurnya Negeri Mesir dan tidak pernah terjadi bencana
berkat tauhid yang diajarkan sahabat Umar bin a-Khathab.Pada zaman
dahulu sebagian orang juga mempunyai
kepercayaan terhadap Ratu Nyai Roro Kidul
yang dianggap penguasa Laut Jawa Selatan, demikian juga dewa-dewa yang anggap
penguasa laut di sekitar Mentawai—misalnya--, dewa laut disekitar Wasior dan
dewa gunung Merapi, pada waktu tertentu laut atau gunung itu minta korban jiwa
manusia. Bahkan sampai era modern sekarang masih ada yang melemparkan sesajin kepala kerbau di sungai atau di laut
atau menanam kaki kerbau di sekitar bencana.
Kepercayaan dinamisme dan animisme
adalah kepercayaan politheisme yang digolongkan musyrik dalam agama Islam.
Semua bencana mengingatkan kita agar kembali kepada akidah yang benar,
hanya mempercayai kepada Allah yang
Esa, kembali berkeyakinan tauhid atau
monotheisme sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Sayyidina Umar
as. Pelaksanaan korban hari ini sebagai jawaban agama tauhid agar
kita meluruskan akidah Islamiyah yang benar.
2.
Mendekatkan diri kepada Allah
Korban binatang secara simbolik diartikan
memotong sebagian harta kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Atau makna lain dari berkorban binatang
adalah mengorbankan sifat-sifat
kebinatangan utnuk mendekatkan diri kepada Allah. Sifat-sifat kebinatangan itu
misalnya ; menggigit sifat ular,
menyengat sifat kalajengking,
menerkam sifat srigala, telanjang, tidak
punya malu dan lain-lain. Karakter sebagian manusia juga ada yang seperti
binatang, misalnya ; menggigit, menyengat, menipu, membantai sesamanya dan
lain-lain. Dr. Ali Syari`ati mengilustrasikan agar manusia melepas pakaian binatang yang dikenakan sehari-hari. Ada 4 sifat kebinatangan manusia yang harus
dikorbankan yaitu sifat srigala menindas , sifat anjing menipu, sifat tikus
licik dan sifat domba yesman (Ali
Syari`ati,al-Haji:10). Maksudnya :
Sifat-sifat kebinatangan seperti di
atas harus segera dikorbankan. Apa
artinya kalau manusia hanya menyembelih binatang korban tetapi sifat-sifat
kebinatangannya masih dipelihara. Sifat-sifat egois manusia seperti ingin menang sendiri, rakus tidak pandang halal haram, korupsi,
menindas, merampok, menipu,
berbohong dan lain-lain harus segera
dikorbankan. Seorang yang egonya besar memang
berat mengorbankan waktunya untuk
orang lain, berat mengorbankan tenaganya untuk
kemaslahatan umat, berat mengorbankan sedikit harta bendanya untuk
kepentingan saudara-saudaranya yang
menderita, dan seterusnya. Tetapi mengorbankan sifat-sifat kebinatangan itu
perbuatan terpuji agar menjadi makhluk
yang terhormat.
Barang kali di anatara sebab terjadinya
berbagai bencana adalah akibat ulah manusia yang kurang sopan di atas bumi
Allah ini, yakni maraknya kemungkaran di
mana-mana dan maraknya sifat kebinatangan yang dipakai manusia. Allah marah, alam juga marah jika manusia yang
tinggal di atas bumi-Nya kurang sopan dan tidak patuh kepada-Nya. Terjadinya
berbagai ujian bencana, agar manusia mau mengurangi sifat-sifat kebinatangannya
dan sifat kesombongannya di hadapan
Allah. Allah berfirman
dalam QS al-A`raf/7: 94:
وَمَا أَرْسَلْنَا
فِيْ قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ
وَالضَّرّاَءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُوْنَ
Dan Kami tidak
mengutus seorang Nabipun kepada suatu negeri (lalu penduduknya mendustakan Nabi itu) kecuali Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan
dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.”
Segala musibah,
bencana, dan krisis yang menimpa bangsa kita, mulai dari musibah banjir, musibah longsor tanah,
musibah gempa bumi, musibah gelombang Tsunami, dan lain-lain yang datang secara
beruntun dan silih berganti menimpa umat Islam dan bangsa kita adalah sebagai pelajaran yang berharga agar manusia
mau tadharru` meredahkan diri dan patuh kepada Allah swt. Siapa di
antara manusia baik yang ahli geologi
maupun fulkanologi yang tahu persis akan terjadi gempa bumi, akan datangnya gelombang tsunami, banjir
bandang, gempa bumi dan gunung meletus ?
Jika telah datang bencana dari Allah tidak pandang kapan dan terhadap
siapa bencana menerjang, tidak pandang malam atau siang.
Allah sudah mengingatkan kepada kita
dalam QS. al-A`raf/7: 97-99.
أَفَأَمِنَ
أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُوْنَ. أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ. أَفَأَمِنُوْا مَكْرَ اللهَ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ
إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُوْنَ.
“Maka apakah penduduk negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka pada malam
hari di waktu mereka sedang tidur. Atau
apakah penduduk negeri itu merasa aman
dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka pada pagi hari di waktu mereka sedang bermain. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga).
Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
Bencana
pada umumnya datang secara tiba-tiba dan
pada saat manusia lengah, apakah malam hari atau pada saat sibuk. Ini ayat member peringatan kepada
kita sekalian
3.
Menebus bencana
Bagi Nabi Ibrahim penyembelihan anak
merupakan ujian dan bencana yang besar, tetapi kemudian dapat ditebus dengan
sedekah seekor domba yang didatangkan dari surga. Allah berfirman QS. Al-Shaffat /37:107:
وَفَدَيْنَهُ بِذِبْحٍ
عَظِيْمٍ
“Dan Kami
tebus ia dengan penyembelihan seekor domda yang besar”
Maknanya bencana besar yang akan
menimpa yakni pemotongan seorang bapak Ibrahim
terhadap seorang anak Isma’il dapat dihindari dengan izin Allah yakni
dengan ditebus korban binatang atau bersedekah. Binatang ternak
yang dijadikan korban untuk dibagikan kepada yang berhak baik sebagai sedekah
maupun sebagai hadiah, tidak ada yang dibuang di laut dan di gunung
dan tidak ada yang di tanam di bumi sebagai sesajin.
Berkorban yang dilaksanakan umat
Islam pada hari ini di antara hikmahnya untuk menebus bencana memohon kepada
Allah Pemelihara alam agar umat manusia diselamatkan dari berbagai
bencana dan bersahabat dengan manusia. Rasulullah saw :
"أَذْهِبُوْا الْبَلاَءَ بِالصَّدَقَةِ وَاسْتَعِيْنُوْا
عَلَى قَضَاءِ حَوَائِجِكُمْ بِالصَّدَقَةِ " (شرح البخاري لابن أبي جمرة)
“Lenyapkan
bencana dengan sedekah dan bantulah tercapainya hajat dengan sedekah.”
Dalam
satu riwayat disebutkan ; ketika Aisyah membeli seorang budak wanita (jariyah) Jibril turun dan berkata : “Hai Muhammad keluarkan wanita budak itu dari rumahmu
karena ia calon penghuni neraka”. Budak wanita itu dikeluarkan dari rumah
Aisyah dengan dikasih kurma ala
kadarnya. Sesampainya di jalan budak itu makan separoh dari sebutir kurma dan
yang separoh lagi dibagikan kepada seorang pengemis. Lantas Jibril datang lagi
dan memberitakan kepada Nabi Muhammad : Hai Muhammad, sesungguhnya Allah
perintah kepada engkau agar mengembalikan budak wanita tersebut, Allah
memerdekakannya dari api neraka karena
ia sedekah setengah butir kurma. Rsulillah saw bersabda
يَا عَائِشَةُ اشْتَرِىْ نَفْسَكِ
مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ (رواه أحمد بإسناد حسن)
Hai Aisyah beli dirimu (tebus dirimu) dari api neraka
sekalipn dengan sbelah butir kurma (HR. Ahmad dengan sanad Hasan)
Selayaknya korban dan sedekah umat Islam perlu
ditingkatkan untuk menebus berbagai
bencana dan dilestarikan sepanjang waktu dalam bentuk amal shaleh dan
social bukan hanya pada hari raya Idul
Adha saja. Penebus bencana yang dapat disimpulkan ada tiga hal yaitu ; amal saleh, berdo’a dan sedekah. Semoga bangsa kita selamat dari
berbagai bencan yang terjadi.
أقول قول هذا
واستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات, والمؤمنين
والمؤمنات, فاستغفروه, انه هو الغفور الرحيم. الله اكبر ولله الحمد
الخطبة الثانية :
الله اكبر 7× الله اكبر كبيرا والحمد كثيرا
وسبحان الله بكرة وأصيلا.
الحمد لله الذي بعث
نبيّه محمّدا صلّى الله عليه وسلّم رحمة للعالمين, وقدوة للعاملين, وحجّة للعباد
اجمعين, بعثه بدين الهدى والرحمة, فأنقذ الله
به من الهلكة, وهدى به من
الضّللالة, واشهد ان لااله الاّ الله وحده, أنجز وعده, ونصر عبده, وهزم الأحزاب
وحده, واشهد أنّ محمدا عبده ورسوله, صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم
بإحسان الى يوم الدين, وسلم تسليما.أما بعد, فيا عباد الله ! اوصيكم ونفسي بتقوى
الله فإنها شعار المؤمنين, ودثار المتقين,
ووصية الله فيكم أجمعين, وقال جلّ جلاله : إنّ الله وملائكته يصلّون على النبىّ
ياأيهّا الذين آمنوا صلوا عليه وسلمّوا تسليما.
DO`A PENUTUP
Ya Allah, Ya Tuhan Kami ! Pada pagi hari yang penuh barakah dan rahmat
ini kami datang bersimpuh di tempat yang mulia ini, tidak lain hanya
ingin mendapat ridha, pengampunan, dan
rahmat-Mu. Ya Allah,
Ya Tuhan Kami ! Tuhan yang Maha
Mendengar dan Maha Mengabulkan segala rintihan
do’a ! Pada pagi hari ini kami
telah melaksanakan rangkaian shalat `Idul Adhha setelah kami berpuasa hari
Arafah dan mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebentar lagi di antara
saudara kami akan melaksanakan korban binatang ternak yang akan berlangsung selama tiga hari
berikutnya yang disebut dengan Ayyamut-Tasyrîq. Ya Allah Tuhan kami! Semua rangkaian `ibadah pada Hari
Raya `Idul Adha kami laksanakan hanyalah
untuk mendekatkan diri kepada-Mu, karena kami cinta kepada-Mu, dan karena kami mengharap ridha-Mu. Terimalah
segala amal `ibadah kami,
shalat puasa kami, korban kami,
tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir kami, انك سميع الدعاء Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar segala panjatan do`a.
يا غفور Tuhan Maha
Pengampun ! Sudah terlalu banyak
kesalahan dan dosa yang kami lakukan terhadap-Mu dan sudah terlampau banyak
dosa yang kami lakukan terhadap saudara-saudara kami. Akhlak kami yang tidak
terpuji terhadap-Mu, akhlak kami yang bejat terhadap sesama saudara kami. Ya
Allah Tuhan kami ! Dosa kami yang terlalu melimpah, kedurhakaan dan kesombongan kami yang
terlalu banyak. Kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada-Mu Ya
Allah, kepada siapa kami bertaubat kalau bukan kepada-Mu ya Allah, kepada siapa
kami mohon pengampunan kalau bukan kepada-Mu ya Allah. Ampunilah
segala kesalahan dan dosa kami.
Ya Allah ya tuhan kami !
Ampunilah dosa orang tua kami, dosa para pimpinan kami, dan dosa saudara-saudara kami yang beriman baik yang
masih hidup maupun yang sudah mati muslimin-muslimat. Ya Allah Ya Tuhan kami ! Ampunilah segala
dosa saudara-saudara kami yang menjadi korban gelombang tsunami, banjir bandang
dan letusan gunung Merapi. Semoga mereka
menjadi syuhada di akhirat, masukkan ke surgamu tanpa diperhitungkan amalnya,
dan tempatkan mereka di sisi-Mu di tempat yang terhormat. Angkatlah segala
bencana yang menimpa keluarga yang ditinggalkan, berilah kesabaran dan
ketabahan hati dalam menghadapi ujian yang besar ini, berilah keamanan dan
perlindungan dari sisi-Mu ya Allah !
terutama kepada yatim piatu yang ditinggalkan orang tuanya, pulihkan kembali
kesehatan mereka, pulihkan kembali kekuatan mereka lahir dan batin, bangkitkan
semangat perjuangan mereka untuk hidup dan meraih kebahagiaan dunia dan
akhirat. Pahamkan kami atas
keni’matan-Mu, pahamkan kami atas kekuasaan-Mu ya Allah, dan pahamkan kami ata keperkasaan-Mu ya Allah.
Ampunilah segala dosa
saudara-saudara kami yang berjihad membela agama Islam di berbagai belahan
dunia yang terlanda bencana kebiadan tentara kafir, seperti saudara-saudara
kami di Palestina dan Afghanistan
dan lain-lain. Berilah mereka kekuatan lahir batin sehingga dapat membela diri
dan mengagungkan agama-Mu. Ya Allah
! Jauhkan kami dari berbagai bencana dan dari berbagai malapetaka
perpecahan, pertikaian, permusuhan antara sesama saudara kami. Selamatkan kami dari fitnah
dan propaganda adu domba yang
dilakukan oleh musuh-musuh-Mu ya Allah. Satukanlah jiwa kami,
jiwa saudara-saudara kami, dan satukanlah hati para pimpinan kami untuk
mengatur bangsa dan negara kami,
sehingga mendapatkan kekuatan, kemenangan, dan kebahagiaan lahir dan batin. Ya Allah Ya Tuhan kami
! Tegakkan ketinggian Islam dan umat
Islam, damaikan dan satukan hati mereka, beri pertolongan dan kemenangan dalam
menghadapi serangan musuh-musuh-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
ربنا أفرغ علينا
صبرا وثبّت أقدامنا وانصرنا على القوم
الكافرين, ربنا اغفر لنا ذ نوبنا واسرافنا فى أمرنا وثبّت أقدامنا
وانصرنا على القوم الكافرين , ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة
حسنة وقنا عذاب النار, وصلى الله على سيّدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين, والحمد
لله ربّ العالمين, الله اكبر ولله الحمد.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar