Jumat, 27 September 2013

Khutbah Idul Adha 35



HIKMAH KORBAN DI BALIK
BERBAGAI BENCANA   
الخطبة الأولى  :
الله اكبر 9× لا اله الا الله والله اكبر, الله اكبر  ولله الحمد
        الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر, نحمده سبحانه وتعالى  على قدرته وبرحمته  وجعل الخليل  ابراهيم إماما للناس  ولسائر البشر,  أشهد أن لاإله الا الله وحده لاشريك له الملك الجبّار,  وأشهد أنّ محمّدا عبده  ورسوله  المبعوث للناس لينقذهم من كيد الشيطان الرجيم وينجيهم من عذاب النار, اللهم صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمٌد المختار, وعلى آله وأصحابه الأخيار.  أما بعد, فيا أيها الناس !  أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون كما وصٌاكم به الله تعالى فىكتابه الكريم: ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حقّ تقاته  ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون (آل عمران:  102)
PENGANTAR
Ma`asyiral Muslimin wal Muslimat Jama`ah Shalat `Idil Adhha, Rahimakum Allh !
Mari kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah swt, bahwa pada hari ini kita sekalian dapat melaksanakan shalat `Idul Adhhâ  dan di antara saudara kita sebentar lagi  ada berkorban menyembelih binatang ternak kambing atau sapi. Keduanya dilaksanakan sebagai bukti syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan banyak keni`matan. Firman Allah swt  dalam QS. Al-Kautsar/ 102: 1-2 :
                       إِنَّا أَعْطَيْناَكَ الْكَوْثَرَ ,  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
 “Sesungguhnya   Kami  telah  memberikan  kepadamu kebaikan  yang                  banyak.    Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”.

Shalat `Idul Adhha   dilaksanakan sebagai manifestasi  syukur  ni`mat iman dan Islam, sedangkan berkorban, secara khusus sebagai manifestasi syukur atas limpahan ni`mat harta kekayaan.   الله اكبر ولله الحمد
Pada hari ini umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang melaksanakan shalat `Idul Adhhâ dan berkorban. Sedangkan   umat Islam yang berjumlah jutaan manusia  di kota Mekkah al-Mukarramah sedang melaksanakan ibadah haji.  Sementara saudara-saudara kita yang ada  di Mentawai Sumatera Barat, saudara kita di sekitar Wasior Papua    saudara kita di sekitar lereng gunung Merapi Jawa Tengah dan lain-lain    masih trauma dengan peristiwa mushibah, letusan gunung, banjir bandang dan tsunami ganas  yang baru saja menyapu bersih penduduk tersebut baik  harta benda, harta kekayaan, rumah, binatang ternak dan jiwa raga mereka. Bagi saudara kita yang dilanda musibah barangkali hari ini masih menjadi  Hari Korban Raya, bukan Hari Raya Korban.
 Saudara !  Bencana di tiga wilayah tersebut  merupakan ujian bagi iman umat manusia terutama yang beriman kepada Allah swt, posisinya sama dengan perintah berkorban yakni sama-sama merupakan  ujian dari Allah. Hanya bedanya secara lahir perintah berkorban ujian bagi harta benda yang kita cintai. Sedangkan ujian gempa bumi, banjir, tsunami dan meletusnya gunung  merupakan ujian nyawa, jiwa raga, keluarga dan harta benda. Secara historis perintah berkorban juga menyangkut nyawa manusia yaitu pemotongan Isma’il yang harus dilaksanakan oleh bapaknya sendiri yaitu Ibrahim as.  Allah sebut dalam al-Qur’an sebagai  ujian yang besar pula QS. al-Shaffat/106 : 37:
إِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ
“Sesungguhnya (berkorban) ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”

 Lantas mana yang paling besar di antara beberapa  ujian tersebut di atas. Secara umum pasti setiap orang akan mengatakan gelombang tsunami, banjir, gempa  dan meletusnya gunung adalah ujian yang paling agung di antara sekian ujian dan musibah, karena  ia merenggut ratusan  umat manusia secara masal bahkan rumah-rumah penduduk  dan seluruh harta kekayaan. Tetapi secara khusus ujian Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya yang bernama Isma’il adalah lebih besar dan dahsyat.
Pada umumnya  manusia pada saat senang dan bergembira merasa berkuasa sendiri dan menguasai segalanya bahkan merasa mampu menaklukkan langit dan bumi dengan saint dan teknologinya. Seolah-olah bumi langit ini miliknya sendiri, tanah miliknya sendiri, gunung miliknya sendiri, laut juga miliknya sendiri, harta benda milik sendiri, tidak pernah merasa bahwa segala yang ada di tangannya  itu milik Allah harus kembali kepada Allah. Ketika terjadi bencana  gempa bumi, gunung Merapi meletus, banjir bandang melanda Wasior, gelombang tsunami melanda Mentawai dan lain-lain, manusia baru mengakui   manusia tidak punya apa-apa dan  tidak ada kemampuan apa-apa. Siapa yang sanggup menghentikan jika ujian dari Allah datang dengan tiba-tiba?
Sebagian orang mengatakan  bencana yang terjadi  di berbagai wilayah negara kita ini bencana alam murni, hukum kausalitas (sebab akibat) hukum alam (nature of low). Sebagian umat lagi ada yang berkepercayaan dewa gunung marah, dewa laut marah dan lain-lain dan sebagain lagi ada yang berpandangan akibat ulah manusia. Jika dikatakan hukum kausalitas memang ada benarnya  tetapi pencipta sebab dan hukum yang ada pada sebab sesungguhnya adalah  Allah swt. Jika dikatakan dewa marah, kepercayaan musyrik dalam Islam dan jika disebabkan ulah manusia pasti benar, karena ulah manusia yang merusak alam dan yang merubah-rubah sebab.    
Bencana dan ujian  sekecil apapun yang terjadi penggeraknya adalah  Allah, tidak mungkin bumi bergerak tanpa ada yang menggerakkan (QS.al-Zilzalah/99 : 1) dan tak mungkin laut bergerak sendiri tanpa digerakkan (QS.al-Infithar/ 82 : 3).  Allah yang menciptakan alam dan Allahlah yang memeliharanya. Bencana yang terjadi adalah kekuasaan Allah yang mempunyai banyak hikmah baik diketahui oleh manusia maupun yang tidak diketahuinya.

HIKMAH UJIAN BERKORBAN   
Ma`asyiral Muslimin wal Muslimat Jama`ah Shalat `Idil Adhha, Rahimakum Allh !
Berkorban adalah bagian dari ujian, banyak hikmahnya di antaranya yang dapat diketahui adalah sebagai berikut  :

1.        Meluruskan  akidah Islamiyah
Pada masa Nabi Ibrahim,  masyarakat masih mempercayai benda-banda mati seperti mempercayai pohon  rindang mempunyai ruh, benda-banda mati seperti sungai, kali, laut, gunung mempunyai kesaktian dan sebagainya. Kepercayaan inilah yang disebut dengan paham dinamisme dan animisme. Benda-benda yang percayai memiliki kesaktian dan mengandung ruh itu  harus disembah dengan  membuang sesajin atau mengorbankan jiwa manusia. Kalau tidak disembah, akan menimbulkan  bencana dan marabahaya yang dahsyat. Ini kepercayaan manusia pada waktu itu.  Persoalan itu terjawab melalui korban yang diperankan oleh Nabi Ibrahim yang semula diperintahkan memotong anak kandung sendiri yang bernama Isma`il as. Kemudian karena ketulusan mereka berdua dalam melaksanakan perintah Tuhan,   leher Ismail diganti dengan leher domba yang didatangkan dari surga. Ibrahim selamat dan Ismail-pun juga selamat dari bencana ujian yang besar ini.
Peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap sang putra sekaligus menjawab satu persoalan tragedi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentang boleh atau tidaknya mengorbankan jiwa manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan ? Peristiwa tersebut  memberikan isyarat bahwa pengorbanan jiwa manusia dengan dalih apapun tidak diperkenankan. Kurban sesungguhnya yang diperintahkan adalah binatnag ternak atau sebagian harta benda sebagai sedekah, infak dan zakat.  Syari`at itu berlaku bagi semua agama, khususnya  agama Islam bahwa haram mengalirkan setetes darah manusia, tanpa ada alasan yang memperbolehkannya.    Allahu Akbar !
Tradisi kepercayaan dinamisme dan animisme dengan pengorbanan jiwa raga manusia di sebagian daerah atau di sebagian negara masih berlaku dalam beberapa kurun waktu dengan tujuan agar selamat dari bencana dan marabahaya. Seperti di Mesir kuno dulu ada  kepercayaan Sungai Nil Mesir menjadi kering dan menimbulkan bencana jika setiap tahunnya tidak dikorbankan  seorang wanita yang tercantik di negeri itu. Sampai pada masa Islam masuk ke Mesir  pada awal masa Umar bin al-Khathab masih ada kepercayaan seperti tersebut. Lantas Khalifah Umar bin al-Khathab kirim surat kepada Sunagi Nil yang berbunyi :
مِنْ عَبْدِ اللهِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِلىَ نَيْلِ مِصْرَ : أَمَّا بَعْدُ : فَإِنْ كُنْتَ تَجْرِيْ مِنْ قِبَلَكَ فَلاَ تَجْرِ، وَإِنْ كَانَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ يَجْرِيْكَ فَنَسْأَلُ اللهَ الْوَاحِدَ الْقَهَّارَ أَنْ يَجْرِيَكَ
Surat dari hamba Allah Umar bin al-Khthab Amir al-Mukminin kepada Sunagi Nil di Mesir. Adapun setelah itu : « Jika kamu mengalir dari dirimu sendiri, maka janganlah kamu mengalir. Dan jika  Tuhan yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkan engkau, kami mohon kepada Allah yang  Maha Esa dan Maha Perkasa itu agar mengalirkan engkau.

Sejak itu sampai sekarang Sungai Nil membuat subur dan makmurnya Negeri Mesir dan tidak pernah terjadi bencana berkat tauhid yang diajarkan sahabat Umar bin a-Khathab.Pada zaman dahulu sebagian orang  juga mempunyai kepercayaan terhadap Ratu Nyai Roro Kidul  yang dianggap penguasa  Laut Jawa  Selatan, demikian juga dewa-dewa yang anggap penguasa laut di sekitar Mentawai—misalnya--, dewa laut disekitar Wasior dan dewa gunung Merapi, pada waktu tertentu laut atau gunung itu minta korban jiwa manusia. Bahkan sampai era modern sekarang masih ada yang melemparkan  sesajin kepala kerbau di sungai atau di laut atau menanam kaki kerbau di sekitar bencana.
            Kepercayaan dinamisme dan animisme adalah kepercayaan politheisme yang digolongkan musyrik dalam agama Islam. Semua bencana mengingatkan kita agar kembali kepada akidah yang benar, hanya   mempercayai kepada Allah yang Esa, kembali  berkeyakinan tauhid atau monotheisme sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Sayyidina Umar as.  Pelaksanaan korban  hari ini sebagai jawaban agama tauhid agar kita meluruskan akidah Islamiyah yang benar.

2.        Mendekatkan diri kepada Allah
Korban binatang secara simbolik  diartikan   memotong sebagian harta kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Atau makna lain dari berkorban binatang adalah mengorbankan  sifat-sifat kebinatangan utnuk mendekatkan diri kepada Allah. Sifat-sifat kebinatangan itu misalnya ; menggigit sifat ular,  menyengat sifat  kalajengking, menerkam sifat srigala, telanjang,  tidak punya malu dan lain-lain. Karakter sebagian manusia juga ada yang seperti binatang, misalnya ; menggigit, menyengat, menipu, membantai sesamanya dan lain-lain. Dr. Ali Syari`ati mengilustrasikan agar manusia  melepas pakaian binatang yang dikenakan  sehari-hari. Ada 4 sifat kebinatangan manusia yang harus dikorbankan yaitu sifat srigala menindas , sifat anjing menipu, sifat tikus licik dan sifat domba yesman  (Ali Syari`ati,al-Haji:10). Maksudnya  :
Sifat-sifat  kebinatangan seperti di atas  harus segera dikorbankan. Apa artinya kalau manusia hanya menyembelih binatang korban tetapi sifat-sifat kebinatangannya masih dipelihara. Sifat-sifat egois manusia  seperti  ingin menang sendiri,  rakus tidak pandang halal haram, korupsi, menindas,  merampok, menipu, berbohong  dan lain-lain harus segera dikorbankan. Seorang yang egonya besar memang  berat  mengorbankan waktunya untuk orang lain, berat mengorbankan tenaganya untuk  kemaslahatan umat,  berat  mengorbankan sedikit harta bendanya untuk kepentingan  saudara-saudaranya yang menderita, dan seterusnya. Tetapi mengorbankan sifat-sifat kebinatangan itu perbuatan terpuji agar menjadi makhluk  yang terhormat.
Barang kali di anatara sebab terjadinya berbagai bencana adalah akibat ulah manusia yang kurang sopan di atas bumi Allah ini, yakni maraknya kemungkaran  di mana-mana dan maraknya sifat kebinatangan yang dipakai manusia.  Allah marah, alam juga marah jika manusia yang tinggal di atas bumi-Nya kurang sopan dan tidak patuh kepada-Nya. Terjadinya berbagai ujian bencana, agar manusia mau mengurangi sifat-sifat kebinatangannya dan sifat  kesombongannya di hadapan Allah. Allah berfirman dalam QS al-A`raf/7: 94:
وَمَا أَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرّاَءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُوْنَ
 Dan Kami tidak mengutus  seorang Nabipun  kepada suatu negeri (lalu penduduknya  mendustakan Nabi itu) kecuali  Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.”
           
    Segala musibah, bencana, dan krisis yang menimpa bangsa kita, mulai dari  musibah banjir, musibah longsor tanah, musibah gempa bumi, musibah gelombang Tsunami, dan lain-lain yang datang secara beruntun dan silih berganti menimpa umat Islam dan bangsa kita adalah  sebagai pelajaran yang berharga agar manusia mau tadharru` meredahkan diri dan patuh kepada Allah swt. Siapa di antara manusia baik yang  ahli geologi maupun fulkanologi yang tahu persis akan terjadi  gempa bumi, akan  datangnya gelombang tsunami, banjir bandang,  gempa bumi dan gunung meletus  ?   Jika telah datang bencana dari Allah tidak pandang kapan dan terhadap siapa  bencana  menerjang, tidak pandang malam atau siang. Allah  sudah mengingatkan kepada kita dalam QS.  al-A`raf/7: 97-99.
أَفَأَمِنَ أَهْلُ  الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُوْنَ. أَوَأَمِنَ أَهْلُ  الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ. أَفَأَمِنُوْا مَكْرَ اللهَ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُوْنَ.
“Maka apakah penduduk negeri itu  merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka pada malam hari  di waktu mereka sedang tidur. Atau apakah penduduk negeri itu  merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka pada pagi hari  di waktu mereka sedang bermain. Maka apakah mereka merasa aman  dari azab Allah (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. 

            Bencana pada umumnya datang  secara tiba-tiba dan pada saat manusia lengah, apakah malam hari atau pada saat sibuk. Ini ayat member peringatan kepada kita sekalian

3.    Menebus bencana
Bagi Nabi Ibrahim penyembelihan anak merupakan ujian dan bencana yang besar, tetapi kemudian dapat ditebus dengan sedekah seekor domba yang didatangkan dari surga.  Allah berfirman QS. Al-Shaffat /37:107:
وَفَدَيْنَهُ  بِذِبْحٍ  عَظِيْمٍ
“Dan Kami tebus ia dengan penyembelihan seekor domda yang besar”  
Maknanya bencana besar yang akan menimpa yakni pemotongan seorang bapak Ibrahim  terhadap seorang anak Isma’il dapat dihindari dengan izin Allah yakni dengan  ditebus korban  binatang atau bersedekah. Binatang ternak yang dijadikan korban untuk dibagikan kepada yang berhak baik sebagai sedekah maupun sebagai hadiah, tidak ada yang dibuang di laut dan  di gunung  dan tidak ada yang di tanam di bumi sebagai sesajin.
Berkorban yang dilaksanakan umat Islam pada hari ini di antara hikmahnya untuk menebus bencana memohon kepada Allah  Pemelihara alam  agar umat manusia diselamatkan dari berbagai bencana  dan bersahabat dengan manusia. Rasulullah  saw :
"أَذْهِبُوْا  الْبَلاَءَ بِالصَّدَقَةِ وَاسْتَعِيْنُوْا عَلَى قَضَاءِ حَوَائِجِكُمْ بِالصَّدَقَةِ " (شرح البخاري لابن أبي جمرة)
“Lenyapkan bencana dengan sedekah dan bantulah tercapainya hajat dengan sedekah.”

Dalam satu riwayat disebutkan ; ketika Aisyah membeli seorang budak wanita (jariyah)  Jibril turun dan berkata : “Hai Muhammad  keluarkan wanita budak itu dari rumahmu karena ia calon penghuni neraka”. Budak wanita itu dikeluarkan dari rumah Aisyah dengan  dikasih kurma ala kadarnya. Sesampainya di jalan budak itu makan separoh dari sebutir kurma dan yang separoh lagi dibagikan kepada seorang pengemis. Lantas Jibril datang lagi dan memberitakan kepada Nabi Muhammad : Hai Muhammad, sesungguhnya Allah perintah kepada engkau agar mengembalikan budak wanita tersebut, Allah memerdekakannya  dari api neraka karena ia sedekah setengah butir kurma. Rsulillah saw bersabda
  يَا عَائِشَةُ اشْتَرِىْ نَفْسَكِ مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ (رواه أحمد بإسناد حسن)
Hai Aisyah  beli dirimu (tebus dirimu) dari api neraka sekalipn dengan sbelah butir kurma (HR. Ahmad dengan sanad Hasan)

 Selayaknya korban dan sedekah umat Islam perlu ditingkatkan untuk menebus  berbagai bencana dan dilestarikan sepanjang waktu dalam bentuk amal shaleh dan social  bukan hanya pada hari raya Idul Adha saja. Penebus bencana yang dapat disimpulkan ada tiga hal  yaitu ; amal saleh, berdo’a dan sedekah. Semoga bangsa kita selamat dari berbagai bencan yang terjadi.
أقول قول هذا  واستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, فاستغفروه, انه هو الغفور الرحيم. الله اكبر ولله الحمد
 الخطبة الثانية :
الله اكبر 7× الله اكبر كبيرا والحمد كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا.
الحمد لله الذي بعث نبيّه محمّدا صلّى الله عليه وسلّم رحمة للعالمين, وقدوة للعاملين, وحجّة للعباد اجمعين, بعثه بدين الهدى والرحمة, فأنقذ الله  به من الهلكة,  وهدى به من الضّللالة, واشهد ان لااله الاّ الله وحده, أنجز وعده, ونصر عبده, وهزم الأحزاب وحده, واشهد أنّ محمدا عبده ورسوله, صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين, وسلم تسليما.أما بعد, فيا عباد الله ! اوصيكم ونفسي بتقوى الله  فإنها شعار المؤمنين, ودثار المتقين, ووصية الله فيكم أجمعين, وقال جلّ جلاله : إنّ الله وملائكته يصلّون على النبىّ ياأيهّا الذين آمنوا صلوا عليه وسلمّوا تسليما.

        DO`A PENUTUP       
Ya  Allah, Ya Tuhan Kami !  Pada pagi hari yang penuh barakah dan rahmat ini kami datang  bersimpuh  di tempat yang mulia ini, tidak lain hanya ingin mendapat ridha, pengampunan, dan  rahmat-Mu.  Ya  Allah, Ya Tuhan Kami !   Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan segala rintihan   do’a !  Pada pagi hari ini kami telah melaksanakan rangkaian shalat `Idul Adhha setelah kami berpuasa hari Arafah dan mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebentar lagi di antara saudara kami akan melaksanakan korban binatang ternak  yang akan berlangsung selama tiga hari berikutnya yang disebut dengan Ayyamut-Tasyrîq. Ya Allah   Tuhan kami! Semua rangkaian `ibadah pada Hari Raya `Idul Adha  kami laksanakan hanyalah untuk mendekatkan diri kepada-Mu, karena kami cinta  kepada-Mu, dan karena kami  mengharap ridha-Mu.  Terimalah  segala  amal `ibadah kami, shalat  puasa kami,  korban kami,  tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir kami,   انك سميع الدعاء  Sesungguhnya Engkau Maha   Mendengar  segala panjatan do`a. 
  يا غفور   Tuhan Maha  Pengampun  ! Sudah terlalu banyak kesalahan dan dosa yang kami lakukan terhadap-Mu dan sudah terlampau banyak dosa yang kami lakukan terhadap saudara-saudara kami. Akhlak kami yang tidak terpuji terhadap-Mu, akhlak kami yang bejat terhadap sesama saudara kami. Ya Allah Tuhan kami ! Dosa kami yang terlalu melimpah, kedurhakaan dan  kesombongan kami  yang  terlalu banyak. Kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada-Mu Ya Allah, kepada siapa kami bertaubat kalau bukan kepada-Mu ya Allah, kepada siapa kami mohon pengampunan kalau bukan kepada-Mu ya Allah.  Ampunilah segala kesalahan dan dosa kami.
Ya Allah ya tuhan kami ! Ampunilah  dosa orang tua kami,  dosa para pimpinan kami, dan dosa  saudara-saudara kami yang beriman baik yang masih hidup maupun yang sudah mati muslimin-muslimat.  Ya Allah Ya Tuhan kami ! Ampunilah segala dosa saudara-saudara kami yang menjadi korban gelombang tsunami, banjir bandang dan letusan gunung Merapi. Semoga  mereka menjadi syuhada di akhirat, masukkan ke surgamu tanpa diperhitungkan amalnya, dan tempatkan mereka di sisi-Mu di tempat yang terhormat. Angkatlah segala bencana yang menimpa keluarga yang ditinggalkan, berilah kesabaran dan ketabahan hati dalam menghadapi ujian yang besar ini, berilah keamanan dan perlindungan dari sisi-Mu ya Allah  ! terutama kepada yatim piatu yang ditinggalkan orang tuanya, pulihkan kembali kesehatan mereka, pulihkan kembali kekuatan mereka lahir dan batin, bangkitkan semangat perjuangan mereka untuk hidup dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Pahamkan kami  atas keni’matan-Mu, pahamkan kami atas kekuasaan-Mu ya Allah, dan pahamkan kami  ata keperkasaan-Mu ya Allah.
Ampunilah  segala dosa saudara-saudara kami yang berjihad membela agama Islam di berbagai belahan dunia yang terlanda bencana kebiadan tentara kafir, seperti saudara-saudara kami di Palestina dan Afghanistan dan lain-lain. Berilah mereka kekuatan lahir batin sehingga dapat membela diri dan mengagungkan agama-Mu. Ya Allah !  Jauhkan kami dari  berbagai bencana dan dari berbagai malapetaka perpecahan, pertikaian, permusuhan antara sesama  saudara kami. Selamatkan kami dari  fitnah  dan propaganda  adu domba yang dilakukan oleh musuh-musuh-Mu ya Allah. Satukanlah jiwa  kami,  jiwa saudara-saudara kami, dan satukanlah hati para pimpinan kami untuk mengatur bangsa dan negara kami,  sehingga mendapatkan kekuatan, kemenangan, dan kebahagiaan  lahir dan batin. Ya Allah Ya Tuhan kami !  Tegakkan ketinggian Islam dan umat Islam, damaikan dan satukan hati mereka, beri pertolongan dan kemenangan dalam menghadapi serangan musuh-musuh-Mu.  Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ربنا أفرغ علينا صبرا  وثبّت أقدامنا وانصرنا على القوم الكافرين,  ربنا اغفر لنا ذ نوبنا واسرافنا  فى أمرنا وثبّت  أقدامنا  وانصرنا على القوم الكافرين , ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار, وصلى الله على سيّدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين, والحمد لله ربّ العالمين, الله اكبر ولله الحمد.
 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar